Selasa, 10 Mei 2011

Mengapa Berteriak ????

Suatu hari, sang guru bertanya kepada murid – muridnya, “Mengapa ketika seseorang sedang marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?”.
Seorang murid, setelah berpikir cukup lama, mengangkat tangan dan menjawab, “Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, ia lalu berteriak.”.
“Tapi, lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat bicara secara halus?” sang Guru balik bertanya.

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar, menurut pertimbangan mereka. Namun, tak satupun jawaban memuaskan. Sang guru lalu berkata, “ Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya, jarak hati antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi.”
Sang guru melanjutkan lagi, “Sebaliknya, apa yang terjadi ketika 2 orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, tetapi ketika mereka bicara, suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Akhirnya, sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.”

Renungan :
Ketika sedang dilanda kemarahan, janganlah hati kita menciptakan jarak. Apalagi sampai mengucapkan kata yang mendatangkan jarak. Semisal kata makian, umpatan, dan deretan kata – kata kotor. Ketika kita kemudian sadar, sulit untuk memperbaiki kembali. Hati sudah terlanjur sakit. Terlebih bila kita melakukannya terhadap orang yang kita kasihi.
Mungkin di saat seperti itu, TAK mengucapkan kata apapun adalah cara yang BIJAKSANA. Karena keheningan akan membantu kita untuk berpikir jenih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar